Mengelola konflik laut dengan bijak merupakan hal yang penting dalam menjaga hubungan antar negara. Kasus-kasus sebelumnya telah memberikan pelajaran berharga bagi kita dalam menangani konflik yang muncul di perairan internasional.
Salah satu contoh kasus yang dapat menjadi inspirasi adalah konflik antara China dan Jepang di Laut China Timur. Konflik ini berhasil diatasi melalui dialog dan negosiasi yang bijaksana. Menurut Profesor Hugh White, seorang ahli strategi internasional dari Universitas Australia National, “Kedua negara harus memiliki kesabaran dan kebijaksanaan dalam menyelesaikan konflik ini demi kepentingan bersama.”
Tak hanya itu, kasus konflik antara Malaysia dan Singapura di Selat Johor juga memberikan pelajaran berharga bagi kita. Menurut Menteri Luar Negeri Malaysia, Saifuddin Abdullah, “Kedua negara harus bisa mengelola konflik dengan bijak agar tidak mengganggu hubungan bilateral yang sudah terjalin baik selama ini.”
Penting bagi setiap negara untuk belajar dari kasus-kasus sebelumnya dalam mengelola konflik laut dengan bijak. Hal ini dapat menghindari eskalasi konflik yang dapat berdampak buruk bagi kedua belah pihak. Sebagai negara kepulauan, Indonesia juga harus siap menghadapi konflik laut yang mungkin timbul di masa depan.
Mengutip kata-kata Bijak Mahatma Gandhi, “Ketika tidak ada jalan keluar dari konflik, bijaksanalah dengan tidak memilih sisi yang salah.” Oleh karena itu, penting bagi setiap negara untuk selalu menjaga hubungan baik dengan negara tetangga dan mengelola konflik laut dengan bijak demi keamanan dan kedamaian di kawasan.